Suarasumbawa.com – Sebanyak 37 kepala keluarga atau sekitar 99 jiwa di Dusun Tangkampulit, Desa Tangkam Pulit, Kecamatan Batulanteh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), terpaksa mengungsi akibat bencana alam likuifaksi atau pergeseran tanah yang terjadi pada Selasa pagi, (11/2).
Sebanyak 15 rumah terdampak, dan satu rumah di antaranya mengalami kerusakan parah hingga harus dibongkar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa, M. Nurhidayat, bersama Kabid Kedaruratan dan Logistik, Dr. Rusdianto, turun langsung ke lokasi kejadian untuk memberikan informasi terkait perkembangan situasi.
Menurutnya, peristiwa bencana tersebut menyebabkan sejumlah rumah rusak berat dan membuat warga setempat kehilangan tempat tinggal.
“Ada 15 rumah yang terdampak, dan satu unit rumah yang rusak parah telah dibongkar,” jelas Nurhidayat.
Warga yang terdampak bencana, lanjutnya, kini mengungsi ke rumah kerabat dan lokasi yang lebih aman. BPBD Kabupaten Sumbawa bersama tim gabungan, termasuk TNI, Polri, Basarnas, relawan kebencanaan, serta masyarakat setempat, langsung melakukan asesmen dan kaji cepat di lapangan.
Nurhidayat menjelaskan bahwa setelah kejadian, BPBD Kabupaten Sumbawa bersama tim gabungan segera melakukan koordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan. Mereka juga melakukan pemantauan serta penyebaran informasi kepada pihak terkait untuk menangani bencana ini secara cepat dan tepat.
“Koordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan sangat penting agar penanganan bencana dapat dilakukan secara efektif,” ujarnya.
BPBD Kabupaten Sumbawa memastikan bahwa kebutuhan dasar para pengungsi, seperti makanan dan tempat tinggal sementara, tetap tercukupi.
Selain itu, mereka juga terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan mitigasi terhadap risiko bencana lanjutan dapat dilakukan dengan baik.
Pihak BPBD Kabupaten Sumbawa mengimbau kepada masyarakat di sekitar lokasi bencana untuk tetap waspada terhadap potensi pergerakan tanah susulan.
“Wilayah Batulanteh memiliki kondisi geografis yang rawan pergeseran tanah, sehingga sangat penting bagi warga untuk selalu siaga terhadap kemungkinan bencana serupa,” ujar Nurhidayat.
Proses evakuasi dan penanggulangan bencana ini juga melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat setempat, relawan kebencanaan, Pramuka Peduli, serta unsur TRC-PB dan BMKG yang terus berperan dalam memberikan informasi serta membantu upaya pemulihan daerah terdampak.
Kerja sama antara pihak pemerintah, masyarakat, dan relawan sangat penting dalam mengurangi dampak bencana.
Bencana likuifaksi yang terjadi di Dusun Tangkampulit ini mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam.
BPBD Kabupaten Sumbawa berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana dan memperkuat sistem peringatan dini, agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi bencana di masa depan.